Wednesday, May 9, 2012

Dictiotainment

Kamus cinta, itulah yang selalu aku bawa - bawa kemanapun aku pergi. Kamus yang kuberi nama Dictiotainment itu aku beli sekitar 6 tahun yang lalu. Kamus yang menemani hidupku dikala senang dan susah, dikala aku sendiri. Dictiotainment itu bercover merah hitam pekat. Tapi dikala aku melihatnya COVERnya itu entah mengapa aku melihat warnanya berubah menjadi warna putih, bersih.

Pernah disuatu hari Dictiotainment meninggalkanku tanpa sebab, tanpa bekas, tapi apa iya ?
Atau mungkin Dictiotainment pergi karena ia sudah cukup lelah kubawa kapanpun dan dimanapun. Mungkin!!!
Aku mulai termenung saat itu, termenung menyadari tingkah lakuku pada Dictiotainment, aku salah apa ya?
Selang beberapa jam aku merenungi kepergian Dictiotainment, tiba - tiba dia muncul dari lorong rumahku, aneh memang menyadari tingkah lakunya yang labil. Dan saat ia muncul ia berkata bahwa " Aku pergi untuk kembali, dan ini buktinya :-))". Aku hanya tersenyum tanpa ada sepatah kata pun keluar dari mulut keringku ini. Dictiotainment Dictiotainment, ada ada saja tingkah lakumu ini :-)

Dictiotainment dilahirkan untuk menjadi Laknat, Laknat bagi orang lain, ia selalu mengganggu kehidupan kamus-kamus lain. Atau mungkin mereka kalah pamor dengan Dictiotainment, bisa saja!!!! Aku jadi kasian melihat kehidupan kamus-kamus yang lain, Dictiotainment yang laknat, kenapa kau harus hidup denganku?, kenapa aku harus memilihmu? Apa mungkin aku bodoh? Aku lebih Laknat darimu? Tapi selaknat-laknat nya aku, aku sudah sangat pintar buatmu, iya kan? Atau sebaliknya, Sepintar-pintarnya kau, kau tetap laknat buat kamus-kamus lain. Kamus lain memang bodoh, mereka mau saja di laknatkan oleh Dictiotainment. Kalau aku jadi mereka, aku pasti akan membunuhnya hingga ke Antartika, Biar dimakan Pinguin sekalian.

***

Aku sangat kesal dengan semua yang Dictiotainment katakan kepadaku hari ini, masa iya dia tidak mau menemaniku pergi lagi, aku akui memang aku terlalu bosan memanggil nama dia lagi dia lagi untuk aku ajak pergi. hehehehe. Ya tapi seenggaknya ia tidak menolak ajakanku hari ini. Aku memaksanya, dan apa yang terjadi, akhirnya ia bersedia pasrah dengan segala yang aku lakukan padanya. Apa aku terlalu kasar padanya? ngga deh kayanya. Sejauh ini aku masih wajar-wajar saja padanya. Walaupun aku tersadar aku tidak tau apa yang sekarang ia rasakan saat ini.

Dictiotainment adalah kamus yang pasrah, meskipun buat kamus-kamus yang lain ia itu 180drjt berbeda dengan interpresentasi aku. Mengapa aku bilang dia KAMUS PASRAH?

  • Ia selalu menuruti apa segala perintahku
  • Ia tidak pernah membangkang
  • Ia kamus yang Labil
  • Ia Sepasrah-pasrahnya kamus yang laknat di dunia perkamusan ini.

Kamus tetap kamus, Dictiotainment tetap Dictiotainment., Aku menyadari bahwa aku terlalu egois padanya, aku sering bilang dia Labil, Laknat, Pasrah. aku sering menyuruhnya meminta tolong ditemani kemanapun dan dimana pun aku pergi. Semoga aku bisa langgeng dengan Dictiotainmentku.

Dictiotainment ngga boleh berubah sampai kapanpun. sampai kamus-kamus yang lain sudah Menyebutmu Tidak Laknat lagi.


***

No comments:

Post a Comment